RONGGENG DUKUH PARUH
(CATATAN
BUAT EMAK)
Tema cerita
: Kisah tentang seluk beluk kehidupan seniman ronggeng di daerah Jawa (Dukuh
Paruk).
Setting Cerita
: Dukuh Paruk
Tokoh
:
1. Srintil; seorang gadis remaja yatim piatu
yang dianggap sebagai titisan dari Ki Secamenggala. Dialah yang disebut
ronggeng Dukuh Paruk.
2. Rasus;
seorang pemuda yang mencoba mengangkat harkat dan martabat rakyat Dukuh Paruk.
Ia berusaha melawan hukum adat, terutama hukum adat tentang ronggeng.
3. Keluarga Sukarya;
pasangan suami istri yang merupakan kakek Srintil. Mereka sangat bangga dengan
adanya ronggeng.
4. Kertareja;
seorang dukun di Dukuh Paruk.
5. Dower dan Sulam;
dua orang pemuda Dukuh Paruk yang berlomba-lomba untuk mendapatkan Srintil
dengan cara menyuap Ki Kertaraja.
Ringkasan Cerita :
Dukuh Paruk seakan-akan mendapat
anugerah nyawa baru ketika Srintil, gadis yatim piatu berusia 11 tahun,
dinobatkan menjadi ronggeng. Seluruh penduduk menyambutnya dengan penuh
kegembiraan. Menurut mereka, citra Dukuh Paruk sebagai Dukuh Ronggeng akan kembali
menggema. Padukuhan yang terkenal kering kerontang ini nantinya akan diramaikan
lagi dengan kedatangan tamu dari berbagai penjuru desa dan berseliwerannya uang
yang dilemparkan ke arah panggung ronggeng Srintil, ramainya seloroh-seloroh
cabul, serta terlihatnya pemandangan sikut menyikut antara pesaing yang
berusaha merebut ronggeng Srintil atau suasana lainnya yang mengembirakan.
Selain itu, bau-bau harum keramatnya Ki Secamenggala akan kembali menyelimuti
Dukuh Paruk.
Orang yang paling merasa berbahagia
dengan penobatan Srintil sebagai ronggeng adalah Sukarya dan istrinya yang
merupakan kakek dan nenek gadis itu. Usaha mereka mengasuh Srintil, sejak kedua
orang tua Srintil meninggal dunia karena keracunan tempe bongkrek sebelas tahun
yang lalu itu, tidak sia-sia. Yang penting, tugas mereka untuk menjadikan
Srintil sebagai seorang calon ronggeng dapat terlaksana. Bahkan, direstui oleh
keramat dukuh ronggeng, Ki Secamenggala.
Seorang pemuda bernama Rasus justru
merasa kecewa dan sedih mendengar penobatan Srintil karena ia sangat mencintai
Srintil, kekasihnya itu. Apabila Srintil menjadi ronggeng, berarti gadis itu
menjadi milik semua orang. Setiap orang akan bebas meniduri Srintil karena
memang begitulah kehidupan seorang ronggeng. Selain itu, sebagai calon
ronggeng, Srintil harus menyerahkan keperawanannya kepada Ki Kertaraja. Rasus
juga telah mengetahui bahwa pemuda yang pertama kali mendapatkan kesucian
Srintil adalah Dower dan Sulam sebab mereka telah memenangkan sayembara yang
diadakan oleh Ki Dukuh Kertareja. Untuk memenangkan sayembara itu, mereka telah
menyuap Ki Kertareja. Sulam menyembahkan seringgit uang emas, sedangkan Dower
menyerahkan seekor kerbau dan dua rupiah uang perak kepada Ki kertareja.
Pada suatu malam ketika Kertareja
menobatkan Srintil sebagai ronggeng Dukuh Paruk, Rasus memperhatikan kekasihnya
itu dari kejauhan. Kekasihnya itu dibawa ke makam Ki Secamenggala dan
dimandikan di depan makam tersebut. Setelah itu, Srintil menjadi budak kelambu,
yaitu menyerahkan keperawanannya kepada si Dower da si Sulam, sebagaimana telah
ditentukan oleh dukun Kertareja. Tampak, kedua pemuda itu bertengkar di samping
rumah dukun Kertareja untuk menentukan siapa diantara mereka yang berhak
pertama kali meniduri Srintil. Ketika Rasus menyaksikan pertengkaran kedua
pemuda tersebut secara diam-diam, Srintil datang menghampirinya dan ia meminta
pemuda itu untuk menggaulinya karena ia sangat membenci Dower dan Sulam. Rasus
pun memenuhi permintaan itu, kemudian pemuda itu memutuskan untuk meninggalkan
Dukuh Paruk. Ia meninggalkan gadis yang dicintainya dan sekaligus dibencinya
karena kekasihnya itu telah menjadi ronggeng. Ia kemudian mengasingkan diri di
desa Dawuan. Ia mencoba menyingkirkan bayangan Srintil. Bahkan, ketika gadis itu meminta ia untuk menjadi suaminya,
ia pun menolaknya. Dalam hatinya timbul kerelaan untuk membiarkan Srintil
menjadi milik banyak orang dan menjadi kebanggaan Dukuh Paruk.